I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 20 Mei 2011

Belajar dari Choky

Tadi malam abis ikut ibadah gabungan semua karyawan Diman di karawaci.
yang buat saya pengen tulis tentang ibadah semalam adalah pembicaranya..

ya, pembicara dalam ibadah semalam, ternyata Choky Sitohang.
Tapi bukan karena dia Choky makanya saya bela-belain tulis klo saya ketemu Choky..
bagi saya, entah itu Choky ato Once ato siapa saja, ga ngaruh ke suasana hati saya..
apa lagi sampe histeris trus minta foto², wah sorry.. bukan gaya saya itu..

Nah loh, trus apa yang mau di ceritain tentang semalam..
Ceritanya dimulai ketika Choky mengisahkan perjalanan hidupnya menapaki dunia entertainment..
kisah tentang Kesaksian hidup seorang Choky.. 


Sebenarnya ga banyak yang berbeda dengan kisah hidup kebanyakan kita, ada naik-turun nya, ada pasang-surut, jatuh-bangun, berdosa-insyaf, hitam-putih.. dst..
Yang menarik dari kisah hidup Choky adalah cara Choky melihat 'saat-saat pahit' dalam hidupnya..


Banyak orag berpikir saat 'terpuruk/hancur' dalam kehidupannya adalah ketika kehidupannya benar² 'berantakan'.. ato istilah yg di pake Choky, kehancuran bagi kebanyakan orang adalah ketika ia benar² hidup jauh dari apa yang dikehendaki Tuhan-nya


Saya pun punya pikiran begitu.. bukankah anda juga??


Tapi tidak demikian bagi Choky.. 


Kehancuran dalam kehidupan seseorang -menurut Choky- sudah dimulai ketika orang menganggap sepele hubungan nya dengan Tuhan-nya.
hidup sudah beranjak 'hancur/pahit' bukan saja ketika kita menjauh dari kehendak sang Pencipta, tapi jauh sebelum itu..


ketika kita menganggap hubungan dengan Sang Pemberi hidup hanya 'sekedar' hubungan yang "ASAL ADA"


Saya terkesima, mestinya ini yang mesti saya perhatikan selama ini.. 

Ya, Choky benar sekali.. 

Jangan tunggu sampai hidup ini berantakan baru kita sadar kalo kita sedang menuju kehancuran.



Sesunguhnya kehancuruan sudah dimulai ketika seseorang menganggap sepele hubungannya dengan Tuhan..

Selengkapnya...

Senin, 16 Mei 2011

Udah lah Boss

Udah lah boss, biarkan gw 'berkreasi'..
sesekali bolehlah, gw urus sendiri apa yang bisa gw urus..
gw udah bukan bocah lagi boss.. inget itu boss..

Gw pengen bilang baek²..
gw ga mau di 'cap' jelek.. makanya gw selalu mencoba baek..

Mohon pengertian nya Boss..

Gw jg punya batas kesabaran boss.
Jangan salahkan gw kalo gw terpojok nanti.

Gw ga mau itu terjadi, tapi biarlah gw pikirkan kemungkinan terburuk..

Gw bisa bersikap kasar boss.. tapi itu ga pernah gw harapkan..

Udah lah Boss.....

Selengkapnya...

Jumat, 06 Mei 2011

Hidup itu belajar*

Selama masih ada hidup, kita masih diberi kesempatan belajar..
Belajar rupa² hal.

Belajar tahu diri dan mengenal diri. Belajar tahu apa kekuatan kita lalu menjadikan kekuatan itu berkat bagi banyak orang. Belajar tahu apa kelemahan kita lalu memperbaikinya.

Belajar mengenal orang lain. Belajar menerima orang lain sebagaimana dia adanya, menempatkan diri pada perasaannya, mengagumi keunggulannya, dan memaklumi kelemahannya. Belajar berterimakasih atas pertoongan orang lain, sekecil apapun itu..

Belajar menghadapi kesulitan sebab jalan hidup ini tidak selalu datar dan mulus, melainkan turun naik, mendung dan cerah, penuh tantangan dan persoalan.

Belajar jujur. Sebab hidup ini ibarat permainan atau pertandingan yang pada akhirnya diukur bukan dengan menang atau kalah, melainkan dengan ukuran bagaimana cara kita memainkan pertandingan itu.

Belajar bijak, mengatur waktu, menjaga kesehatan, bertanggungjawab, membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mengatur uang, mengatur rumah, menyuruh diri sendiri dan melarang diri sendiri.

Belajar sabar, mengalah, memaafkan dan menerima keadaan..
Belajar berprakarsa, memanfaatkan kesempatan bahkan menciptakan kesempatan, bekerja keras, ulet, tangguh, tahan bantingan, hemat rajin dan tekun; sebab perbandingan orang jenius adalah 1% inspirasi banding 99% transpirasi alias peras keringat.

Belajar berjiwa besar, menghargai perbedaan, mengagumi yang berhasil, memuji yang berprestasi, membela yang kecil dan lemah, melindungi minoritas dan mengikutsertakan kaum pinggiran.

Belajar menjaga keseimbangan dan keutuhan antara kesibukan dan keteduhan, antara banting tulang dan tidur nyenyak, antara urusan vertikal dan horisontal, antara mengatur diri dan mempercayakan diri. Juga antara iman dan ilmu, sebab iman tanpa ilmu adalah picik sedangkan ilmu tanpa iman adalah pincang.

Belajar menghitung hari seperti doa Musa 'Ajarlah kami menghitung hari² kami....'
Artinya, menyadari bahwa hidup, dengan segala titipannya seperti keluarga, pekerjaan, sahabat dan lainnya, bukan milik kita selama-lamanya..

Dari situ kita belajar menghargai hidup. Menghargai hari² yang Tuhan tambahkan kepada kita. Belajar tersenyum bagai sekuntum bunga. Belajar bersyukur laksana kicau seekor burung dipagi hari. Belajar Hidup.

Belajar mempunyai hati nurani dan belajar mendengar hati nurani.
Belajar mencari dan melakukan kehendak Sang Pencipta kehidupan..

Hidup itu belajar. Selama kita masih diberi hidup, selama itu kita masih diberi kesembatan belajar. Belajar rupa² hal. Belajar setiap hari..

Selamat belajar!!!



*kutipan dari pengarang SB. Pak. Andar

Selengkapnya...