Tadi malam abis ikut ibadah gabungan semua karyawan Diman di karawaci.
yang buat saya pengen tulis tentang ibadah semalam adalah pembicaranya..
ya, pembicara dalam ibadah semalam, ternyata Choky Sitohang.
Tapi bukan karena dia Choky makanya saya bela-belain tulis klo saya ketemu Choky..
bagi saya, entah itu Choky ato Once ato siapa saja, ga ngaruh ke suasana hati saya..
apa lagi sampe histeris trus minta foto², wah sorry.. bukan gaya saya itu..
Ceritanya dimulai ketika Choky mengisahkan perjalanan hidupnya menapaki dunia entertainment..
kisah tentang Kesaksian hidup seorang Choky..
Sebenarnya ga banyak yang berbeda dengan kisah hidup kebanyakan kita, ada naik-turun nya, ada pasang-surut, jatuh-bangun, berdosa-insyaf, hitam-putih.. dst..
Yang menarik dari kisah hidup Choky adalah cara Choky melihat 'saat-saat pahit' dalam hidupnya..
Banyak orag berpikir saat 'terpuruk/hancur' dalam kehidupannya adalah ketika kehidupannya benar² 'berantakan'.. ato istilah yg di pake Choky, kehancuran bagi kebanyakan orang adalah ketika ia benar² hidup jauh dari apa yang dikehendaki Tuhan-nya
Saya pun punya pikiran begitu.. bukankah anda juga??
Tapi tidak demikian bagi Choky..
Kehancuran dalam kehidupan seseorang -menurut Choky- sudah dimulai ketika orang menganggap sepele hubungan nya dengan Tuhan-nya.
hidup sudah beranjak 'hancur/pahit' bukan saja ketika kita menjauh dari kehendak sang Pencipta, tapi jauh sebelum itu..
ketika kita menganggap hubungan dengan Sang Pemberi hidup hanya 'sekedar' hubungan yang "ASAL ADA"
Saya terkesima, mestinya ini yang mesti saya perhatikan selama ini..
Ya, Choky benar sekali..
Jangan tunggu sampai hidup ini berantakan baru kita sadar kalo kita sedang menuju kehancuran.
Sesunguhnya kehancuruan sudah dimulai ketika seseorang menganggap sepele hubungannya dengan Tuhan..
Selengkapnya...